Rabu, 28 Mei 2014

Mbah Kung selalu di Hati

 @ watu gunung

@ Watu Gunung

 @ Watu Gunung

@ Restoran MANG ENGKING

jadi wali nikah ku "1/10/2010"

mbah kung n mbah nuk saat masih sehat

mbah kung berangkat umroh "2013"

 foto keluarga besarku "absen satu mba Fadzilia" pada nikahan ku

Mbah kung lahir pada 24/08/1940,mengenangnya adalah hal terindah dan tak kan pernah terlupa. Sosok bapak yang berjiwa besar,sabar,tak pernah sekali pun memukul anak2nya. Bapak yang hebat yang mampu membiayai sekolah ke 11 anak2nya hingga tamat SMA.
Mbah kung sudah lama terserang penyakit jantung,jantung beliau sudah dipasangi 2 Ring. Sudah beberapa kali beliau keluar masuk rumah sakit dua tahun belakangan,dengan keluhan yang sama dadanya sesak.
Pada akhir Januari 2014 terjadi banjir besar di daerah kami,ini adalah banjir terbesar dari banjir2 sebelumnya. Mbah kung itu sosok yang gesit,tidak bisa duduk diam,risih melihat pemandangan kotor. Jadi selama banjir ada saja yang beliau kerjakan,mulai dari ngosek kamar hingga ngambil sampah yang berserakan tanpa dihiraukan penyakitnya. Sudah berkali2 diingatkan,diminta duduk saja,takut kepleset atau masuk angin. Tapi tetap saja acuh. 
Puncaknya pada 27 Januari 2014,kami anak2 nya sibuk dengan kegiatan masing2,sampai tidak ketemu mbah kung seharian. Sore harinya baru ketemu,beliau mengeluh dadanya sakit,minta diantar ke rumah sakit. Kami pikir itu keluhan biasa,karna beliau memang sering mengeluh sakit tapi setelah istirahat pasti membaik. Malamnya beliau dibopong ke rumah mas Fatuh yang kebetulan rumahnya aman banjir.
semakin malam keadaan beliau semakin tak menentu,nafasnya tidak teratur dan terasa berat. kedaan seperti itu beliau masih sempat sholat magrib dan isya' sambil mulutnya terus berdzikir "HU ALLOH" berkali2. Sesekali beliau pesan "untuk memintakan maaf pada orang2". Dalam kondisi seperti itu beliau sempat2nya membahas jemuran yang belum diambil (hehe dasar mbah kung,rajin yak).
Disamping mbah kung ada aku,mas Uzen,mba Desy,mas Firman,mas Fatuh. bergantian mengolesi kaki n dan seluruh tubuh beliau dengan minyak kayu putih,karna seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. Kami pun bergantian membacakan surat yasin.
Mas Fatuh menghubungi kakak2 ku yang lain,untuk menyempatkan ke rumah sekarang dan memberitahukan tentang kondisi mbah kung ngedrop. 
Mbah kung sempat muntah dan memberitahu mba Desy "aku ngompol" digantilah sarung serta dipakaikan popok dewasa agar beliau merasa nyaman.
misua mencarikan oksigen sampai ke kimia farma,namun sayang sebelum oksigen datang nafas beliau sudah berhenti,berkali2 dicoba menyemprotkan oksigen ke mulut beliau tetap tak diterima. "Innlillahi wa innailaihi rojiun "
Sesaat kemudian muncul mba Feny beserta anak2nya,disusul mba Fuji beserta suami dan anak2nya. kemudian mba Fitri dan suami,terakhir mba Fadzilia yang dijemput adekku Atul. Mereka tidak sempat menemani detik2 terakhir nafar mbah kung.

Mbah kung,jasa2 mu tak kan pernah kami lupakan,...
Selamat jalan mbah kung...
Semoga engkau mendapat tempat terindah di sisi-Nya.
Amin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar